Friday, November 16, 2012

Kalango dan Njara ( Ritual Marapu Wula Poddu ) Bondomaroto

Puncak acara Perayaan Bulan suci ( Wulla Poddu / Wula Poddu ) bagi penganut Marapu telah dimulai dari pagi hari sejak pukul 07.00. Pada hari ini Minggu 11 November 2012. Sejak pagi telah para penari telah menari sepanjang hari ini sebagai bentuk kegembiraan puncak perayaan Bulan Suci / Pamali ( Wulla Poddu ). 
Kalango di Ritual Marapu, Kalango, Wulla Poddu, Kampung Bondomaroto.
Marapu merupakan kepercayaan asli masyarakat sumba dan secara harafiah, marapu terdiri dari 2 kata yaitu  Ma dan Rappu yang berari Ma berarti "yang" dan Rappu berarti " Tersembunyi"  atau Rapu berarti "dihormati", "didewakan", "disembah". Atau bisa juga Mera dan Appu yang berarti "nenek moyang ". Sumber : Buku Injil dan marapu : suatu studi historis-teologis tentang perjumpaan Injil Oleh Frederiek Djara Wellem

Kalango di Ritual Marapu, Kalango, Wulla Poddu, Kampung Bondomaroto.
Kalango di Ritual Marapu, Kalango, Wulla Poddu, Kampung Bondomaroto.


Setelah Tari - tarian berlangsung dan menjelang sore maka ritual dilanjutkan dengan munculnya dua sosok manusia yang mengenakan kulit kayu sebagai pakaian dan tutup kepala yang biasa disebut Kalango / Kalangngo. 

Kalango berarti Gila atau Orang Gila .... kalo tidak salah demikian. Ritual ini dimulai ketika 2 orang Rato yang berperan sebagai Kalango turun dari rumah adat sumba tempat mereka dirias oleh orang yang ditentukan sebelumnya. Ketika mereka turun para wanita dan anak - anak akan ketakutan. Mereka akan memulai ritual dengan memanjatkan doa di halaman tepat menuju pintu masuk kampung  dan mengambil sirih dan pinang yang disediakan di piring. Selanjutnya mereka seperti orang yang kesurupan menurut saya karena tingkahnya yang sedikit kurang normal. Awalnya saya pun takut untuk mendekati mereka mengingat sakralnya acara ini. Ternyata setelah melakukan beberapa ritual mereka menuju ke rumah - rumah yang di penuhi pengunjung baik yang mengikuti ritual maupun aparat dan pemerintah serta para wisatawan lokal. Dalam ritualnya Kalango ini akan meminta sumbangan atau sedekah atau persembahan dari orang - orang yang hadir, bisa berupa uang seiklasnya ( biasanya masyarakat memberi Rp. 1.000 samapai Rp. 10.000 ) saya waktu itu atas saran pemandu saya memberikan Uang Rp. 2.000. Selain uang bisa juga permen atau rokok atau rokok batangan mereka akan menerimanya dengan senang hati. Ini ada foto terdekat saya yang saya dapatkan dengan keberuntungan. Pakaian yang dikenakan terbuat dari kulit kayu yang berumur ratusan tahun.

Kalango di Ritual Marapu, Kalango, Wulla Poddu, Kampung Bondomaroto.
Beruntung dapat foto Kalango sedekat ini setelah saya memberi persembahan. Selanjutnya mereka menuju sebuah batu kubur dan memanjatkan doa disana dan mengambil sirih dan pinang serta uang yang telah di sediakan dipiring. Setelah melakukan beberapa ritual disana mereka beranjak dan menanti kedatangan kuda lumping atau kuda - kudaan.

Kalango di Ritual Marapu, Kalango, Wulla Poddu, Kampung Bondomaroto.
Ada Kuda Lumping juga di Bondomaroto ? saya terheran - heran, ternyanta kuda lumping ini di tunggangi oleh seorang pria dan kuda lumpung ini terbuat dari dahan kelapa yang masih hijau dan bulunya terbuat dari rambut manusia yang konon katanya musuh dari Kampung Bondomaroto yang berhasil di bunuh.

Kalango di Ritual Marapu, Kalango, Wulla Poddu, Kampung Bondomaroto.

Berikut ini foto Kuda Lumping di Ritual Marapu Wulla Poddu di Kampung Bondomaroto, Sumba Barat. Kuda lumping ini baru turun dari halaman pamali yang sebelumnya saya ceritakan sebagai halaman tempat menari yang tidak dapat diinjak oleh sembarangan orang apalagi tanpa ijin. 

Kuda Lumping di Ritual Marapu, Kalango, Wulla Poddu, Kampung Bondomaroto.
Kuda lumping yang datang ini menggoda Kalango untuk menangkapnya, dan menurut ceritanya Kalango ini pun sedang mencari seekor kuda yang menurut wahyu akan datang dan harus ditangkap . Karena kuda ini lah yang akan mengantar mereka berkeliling Kampung dai rumah kerumah selanjutnya hingga selesai di setiap rumah.
Kuda Lumping di Ritual Marapu, Kalango, Wulla Poddu, Kampung Bondomaroto.
Kalango siap untuk mengejar dan menangkap serta menjinakkan Kuda lumping ( Njara ) kalango ini juga mungkin melambangkan nenek moyang orang sumba jaman dahulu yang melakukan perjalanan jauh hingga sampailah ke tanah sumba yang mereka yakini sebagai tempat yang selama ini di cari. 
Kalango di Ritual Marapu, Kalango, Wulla Poddu, Kampung Bondomaroto.

Sebelum menangkap dan menjinakkan Kuda ini mereka berdoa dan bertanya apakah ini lah kuda yang di maksud Tuhan kepada mereka dan jawaban Nya ya ... maka mereka segera berusaha menangkap dan menjinakkan Kuda ini yang kesemua ritual ini di tarikan dengan Magis....

Kuda Lumping dan Kalango di Ritual Marapu, Kalango, Wulla Poddu, Kampung Bondomaroto.
Selanjutnya Kuda yang telah di tangkap dan dijinakkan mengantar mereka ( Kalango ) menuju Rumah - rumah dan persinggahan selanjutnya hingga selesai.

Selesai Ritual Kalango, dilanjutkan dengan ritual mengambil air Keramat di mata air yang berada tepat di bawah kampung Bondomaroto. Para wanita tua pengambil air ini akan berjalan dengan kaki kanan selalu lebih di dahulukan dari pada kaki kiri baik berangkat mengambil air maupun pulang dari mengambil air. Rombongan Wanita pengambil air ini terdiri dari 4 orang dengan 3 orang wanita membawa kendi dari tanah untuk mengisi air tang diyakini berumur ratusan tahun. 

Wanita Tua Pengambil Air Keramat  di Ritual Marapu, Kalango, Wulla Poddu, Kampung Bondomaroto.
Sekembalinya air keramat ini akan di taruh di atas rumah adat ( Rumah Adat Marapu ) dan dari sinilah akan muncul pertanda menyakut kesuburan / curah hujan tinggi atau kekeringan pada musim tanam tahum ini.
Wanita Tua Pengambil Air Keramat  di Ritual Marapu, Kalango, Wulla Poddu, Kampung Bondomaroto.



Informasi
Acara     : Ritual Adat, Ritual Marapu Wula Podu, Kalango
Tempat  : Kampung Bondomaroto, Desa Kalimbu Kuni, Sumba Barat.
Tanggal  : 11 November 2012.
Jarak      : 3 Km dari Kota Waikabubak Sumba Barat, 20 Km dari Kota Waibakul Sumba Tengah.
Periode   : 1 Tahun sekali Bulan Oktober - November.
Catatan   : Apabila akan memotret dan mengambil gambar sebaiknya meminta ijin sebelum
atau setelahnya pada para tetua adat. Sebaiknya bersama - sama dengan pemandu.


No comments:

Post a Comment