Friday, August 31, 2012

Gereja Kristen Sumba Waikabubak dan Lapangan Manda Elu

Saya masih ingat bagaimana bangunan lama dari Gereja Kristen Sumba Waikabubak ini, memang GKS pusat ini ( biasa disebut demikian ) tepat berada di Jantung Kota Waikabubak, dan sudah merupakan ikon bersama dengan Lapangan Manda Elu, serta Rumah Sakit Lende Moripa. Lebih dari 10 thn lalu Gereja ini rombak total menjadi seperti sekarang.


Sedikit kisah tentang Gereja Kristen Sumba
Menurut http://www.pgi.or.id, Gereja Kristen Sumba ( GKS ) lahir pada Sidang Sinode yang pertama yaitu pada tanggal 15 Januari 1947. Gereja Kristen Sumba merupakan hasil Pekabaran Injil dari Zending GKN sejak tahun 1881.

Sejarah Pekabaran Injil di Sumba dapat dibagi dalam 3 periode, yaitu:
1. Periode perintisan (1881-1902);
2. Periode pelatakan dasar (1902-1947).
3. Periode berdiri sendiri (1947-sekarang).


Gereja Kristen Sumba ( GKS ) Waikabubak


Gereja Kristen Sumba ( GKS ) Waikabubak

Sejak berdiri sendiri, GKS mengalami berbagai dinamika dalam pelayanannya, terutama dalam bidang dana, daya dan teologia, khususnya dalam tahap-tahap awal yang masih sangat banyak tergantung kepada GKN. Namun secara bertahap bantuan GKN ( Gereformeerde Kerken in Nederland ) dapat dikurangi, dan GKS menggalang potensi warga jemaat sendiri dalam pekerjaan misi pelayanan. GKS tidak hanya melakukan PI, tetapi juga turut serta mengembangkan pendidikan, kesehatan, dan mengembangkan kesejahteraan ekonomi masyarakat seperti pertanian.

Lapangan Manda Elu

Tepat di depan Gereja ini terdapat Lapangan Mandaelu dan Rumah Sakit Kristen Lende Moripa. Sama halnya dengan Gereja, Lapangan Manda Elu merupakan ikon Kota. Lapangan ini erat kaitannya dengan segala kegiatan Kota Waikabubak, berbagai event dilaksanakan disini seperti pameran dan Konser. Sayangnya lapangan ini kurang terawat karena belum adanya petugas kebersihan.





Lapangan ini cukup baik digunakan untuk berolah raga, duduk - duduk atau sekedar jalan 2. Tepat disamping lapangan tersedia warung yang berdagang minuman, mie, serta kopi, dan rujak sehingga kita dapat menikmati minuman atau camilan sambil duduk - duduk.


Depan Rumah Sakit Kristen Lende Moripa


Lapangan Manda Elu sisi Utara





Karnaval Hut RI 67 Kabupaten Sumba Tengah

Kembali kita merayakan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke 67. Kali ini Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah mengadakan karnaval yang di ikuti oleh berbagai unsur dengan berpakaian tradisional sumba dan sebagainya.
Pasukan Pengibar Bendera Merah Putih dan Polisi Cilik 
Ada juga anak - anak Sekolah Dasar dan Taman Kanak - Kanak yang berpakaian adat sumba. Karnaval ini start dari depan Kantor Dinas Pertanian dan Kehutanan, menuju Lapangan Ratuwoya atau biasa juga disebut Istana Buaya. Lihat saja foto ini anak - anak sedang nenikmati makanan dan  minuman mereka satelah finish di Lapangan Ratuwoya.

Sunday, August 19, 2012

Kompor kayu kecil ramah lingkungan dan hemat

Himpitan ekonomi kian terasa, minyak tanah mahal dan gas LPG langka mau masak dengan apa ? berdeda dengan di daerah pedesaan dan daerah yang masih banyak hutan dan kebun. Dipedesaan masih banyak menggunakan kayu bakar, mengingat bahan bakar ini masih banyak tersedia,  tungku atau kompor yang digunakan pun cukup bervariasi dari yang biasa sampai yang sedikit rumit. Misalnya tungku sederhana dengan cara medirikan 3 buah batu untuk ganjal periuk / panci dan api dibawahnya, ada juga tungku hemat energi yang terbuat dari semen / beton, atau tanah liat, ada pula yang berbentuk kompor seperti anglo dan kompor kayu lampung. Bahkan ada kompor kayu yang dapat digunakan untuk memasak dan mengisi baterai HP.... " ada - ada saja "  hehehe ... tidak percaya ? tanya Mr. Google aja.

Ini adalah contoh tungku sangat sederhana yang biasa digunakan dalam memasak sehari - hari. Biasanya tungku seperti ini akan cenderung berasap, dan perlu ditiup dan dikipasi agar dapat menyala dengan baik. Kompor atau tungku seperti ini juga cenderung kurang hemat energi alias boros kayu bakar. Kalo keunggulannya sih gampang dibuat dan apinya besar. " Tapi kurang ramah lingkungan rasanya " Karena asapnya tebal. tungku ini lah yang kebanyakan dipakai masyarakat yang kesulitan bahan bakar dapur, sederhana cepat dan bahan bakar tersedia dipekarangan ... " untuk yang dipedesaan ". Asap yang tebal ini pun mengurangi kenyamanan ketika masak mata cepat pedih apalagi yang tidak biasa.

Kompor / Tungku kayu api sederhana 
Dari dasar ini saya mencoba mencari info di dunia maya kali aja ada yang menginspirasi dan setelah baca - baca jadi pengen buat sesuatu. Sederhana tapi bermanfaat ramah lingkungan juga ... hehe ...
Setelah nyoba - nyoba dan beberapakali tambah lubang jadi deh ini kompor kayu dari kaleng Matex bekas ukuran 5 kg. Awal mulanya api menyala sulit dan berasap jadi saya tambahkan sedikit - demi sedikit lubang pada bagian kaleng sampai dapat yang pas dan tempat masukkan kayu bakarnya pun saya perbesar agar batang kayu dapat masuk dengan baik. Ini dia foto kompornya.


Wednesday, August 8, 2012

Gerbang Matra Gereja Kristen Sumba Waibakul

Apa Sih arti MATRA ? sy coba tanya kepada beberapa teman tentang gerbang ini, ternyata tidak ada yang tau artinya. Cari referensi di dunia maya yanga saya anggap mumpuni ternyata infonya juga sangat minim. Ini cuma dapat definisinya ... ... 

matra mat.ra
[n] (1) ukuran tinggi, panjang, atau lebar; dimensi; 
(2) ukuran banyaknya tekanan irama (dl musik); 
(3) Sas bagan yg dipakai dl penyusunan baris sajak yg berhubungan dng jumlah, panjang, atau
tekanan suku kata. 

 
Gereja Kristen Sumba ( GKS ) Jemaat Waibakul
Kabupaten Sumba Tengah 


Gerbang Matra 

Jadi Gerbang Matra artinya apa dong ? .... 
Hah ... Bingung juga ya ... sabar cari - cari info dulu ....
Ha ... setelah tanya - tanya, akhirnya dapat sedikit informasi ... 

Gerbang Matra artinya gerbang ukuran, yang mana gerbang ini memiliki bentuk segitiga sama sisi. Menurut cerita pak Yance, Segitiga sama sisi ini melambangkan Tritunggal ( Allah Bapa, Anak, Roh Kudus ). Gerbang ini dibuat dan didesain oleh seorang Guru dan Seniman yang bernama Bapak Kabubu Palandima. 


Gerbang ini sangat sarat dengan simbol dan makna Kristen atau Gerejawi misalnya pagar yang menyerupai orang bergandengan tangan itu melambangkan Warga Jemaat Gereja yang bersama - sama ( menurut saya " terlihat seperti laki - laki dan perempuan sedang bergandengan tangan " ). Ada juga lambang burung merpati putih, salib, mahkota duri yang melambangkan Yesus Kristus. Serta lambang 5 roti dan 2 ikan yang melambangkan kisah Yesus memberi makan 5.000 orang, lambang Gereja Kisten Sumba yaitu kisah kesatria berkuda putih yang terdapat pada Kitab Wahyu 6 : ayat 2, dan terakhir lambang Alkitab dan sebuah pena bulu yaitu lambang pekabaran Injil. 




Sayangnya Gerbang ini terlalu dekat dengan Jalan Negara dan kemungkinan suatu saat dapat tergusur pelebaran jalan dan karya Kabubu Palandima ini mungkin tidak dapat dilihat lagi sehingga mungkin akan kita / generasi berikutnya akan lupa bahwa GKS Waibakul pernah punya Gerbang Matra.