Wednesday, September 28, 2011

Bahan Makanan Alternatif Masyarakat Sumba

1. Jewawut
Pernah dengar kisah ada orang sakti jaman dahulu kala yang mampu memasak segenggam beras menjadi sepanci / sebakul....? saya sendiri penasaran, dan akhirnya saya mendengar pejelasan dari petugas penjaga stand di Pameran Pembangunan Sumba Barat. Ada tumbuhan yang bernama Jewawut, saya melihatnya sih seperti gandum.... tapi agak aneh bentuknya. Menurut informasi dari seorang ibu penjaga stand, jewawut ini jika di olah dengan benar maka akan menjadi bahan makanan pengganti nasi, dan ajaibnya jika di olah dan dimasak maka jewawud ini akan mengembang dan akan menjadi banyak, walaupun awalnya dimasak hanya sedikit. Mungkin yang dimasak oleh orang sakti jaman dulu itu jewawud ....hahaha... itu cuma pemikiran saya saja... sungguh unik tanaman jewawut ini.
Sebenanya jewawut ini bagaimana sih ? karena penasaran, sy coba browsing dan dapat sedikit  info, Jewawut adalah  tanaman yang jarang di perdagangkan dengan luas dan dikonsumsi secara umum, tetapi memiliki nilai kandungan gizi yang mirip dengan tanaman pangan lainnya seperti padi, jagung, gandum, dan tanaman biji-bijian yang lain karena tanaman jewawut sendiri adalah tergolong ke dalam jenis tanaman biji-bijian. Masyarakat Indonesia dan khususnya masyarakat Sumba belum mengenal Jewawut sebagai sumber pangan pengganti nasi, sehingga selama ini tanaman jewawut hanya dijadikan sebagai pakan burung atau makanan alternatif karena kelaparan / musim lapar / paceklik. Sehingga dianggap makanan orang yang terkena musibah kelaparan.

Tanaman ini tersebar dihampir seluruh Indonesia seperti pulau buruh, jember, dan termasuk di Sulawesi Selatan seperti Enrekang, Sidrap, Maros, Majene dan daerah lainnya seperti Pulau Sumba. Tanaman ini sangat mudah untuk dibudidayakan karena di tanam pada lahan-lahan ladang penduduk dengan cara tanah yang digembur ditaburi dengan biji Jewawut. Kemudian tanaman ini tidak memiliki musim dan bisa ditanam sepanjang tahun dengan mempertimbangkan kondisi pertumbuhannya. Kemudian tidak membutuhkan jenis tanah khusus. Olehnya itu, bisa ditanam dimana saja dengan cara ditabur. Kemudian dari segi ekonomi tidak membutuhkan biaya produksi yang tinggi dan dalam pemeliharaan sederhana karena tidak membutuhkan pestisida dan jenis kimia lainnya. Hanya saja perlu diamankan dari gangguan burung karena merupakan salah satu makanan burung. Sehingga terkadang di luar negeri, Jewawut di budidayakan pada tempat yang tertutup kaca. Seharusnya jewawut dapat lebih dikembangkan lagi di pulau sumba mengingat pemelihaaan nya yang sangat sederhana.

Kemudian dalam pengolahannya dalam makanan, jewawut ini mirip dengan beras. Awalnya jewawut dijemur, dikuliti, hingga tinggal dagingnya. Artinya jewawut di sini hampir sama dengan beras ketan. Kemudian tanaman Jewawut dapat diolah menjadi tepung untuk mensubtitusi tepung beras. Karena jewawut ini mengandung sumber Vitamin B dan Beta Karotin yang rendah. Selain itu, jewawut dapat menjadi bahan minuman penyegar seperti Milo dengan cukup ditambah dengan coklat dan susu. Selain itu juga dapat berfungsi sebagai obat kanker. 
Referensi : http://daengnawan.blogspot.com/2009/07/sumber-pangan-tanaman-minor.html

Berikut ini salah satu olahan jewawut, dari hasil browsing.
oha-witiOha Witi atau Nasi Jewawut merupakan hasil Cipta Menu dari Tim Penggerak PKK Kabupaten Bima yang telah berhasil meraih Juara II Nasional pada Lomba Cipta Menu Tingkat Nasional.
Cara membuat Oha Witi (Nasi Jewawut) :
Bahan-bahan yang digunakan : 100 gr Beras, 200 gr Witi (Jewawut), 25 gr Daun Sandanawa.
Cara Pembuatan : Beras dan Witi direndam selama lebih kurang 1 jam, ditiriskan lalu diaron dan dikukus sampai masak. Nasi Witi dibungkus dengan Daun Sandanawa lalu dikukus kembali. Besarnya Nasi Witidisesuaikan dengan kebutuhan dan selera. 
Referensi : http://ompundaru.wordpress.com/2009/05/05/oha-witi-nasi-jewawut/

“Ke depannya, mudah-mudahan pemerintah dapat mengadakan sosialisasi tentang manfaat dari jenis tanaman jewawut ini kepada masyarakat supaya dapat menanam untuk memperkuat ketahanan pangan kita di Indonesia Khususnya masyarakat Sumba untuk tidak bergantung kepada beras semata sehingga menjadikan Jewawut sebagai komoditas andalan.

2. Ubi Kayu
Ubi Kayu / Singkong Raksasa ( Pameran Pembangunan 2011 Kab. Sumba Barat  )
Selain Jewawut pada stand BP3KP ini juga memamerkan ubi kayu / singkong raksasa.... besar sekali ubinya ... kalo saja tanah sumba yang subur ini menghasilkan banyak ubi seperti ini, mungkin pabrik tapioka bisa pindah ke Sumba.... atau mungkin perusahaan bioetanol  pengganti bensin ) akan datang untuk menanamkan ubi atau singkong untuk diolah menjadi bio diesel. Semoga lahan kosong di sumba segara dapat dimanfaatkan masyarakat dengan polapikir maju sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan. 


Setelah baca - baca  hasil browsing, ternyata "Ubi kayu / singkong dengan nama latin (Mannihot esculenta),berasal dari Brazil, Amerika Selatan, menyebar ke Asia pada awal abad ke-17 dibawa oleh pedagang Spanyol dari Mexico ke Philipina. Kemudian menyebar ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ubi kayu juga merupakan makan utama di Negara - Negara Afrika, selain itu juga ubi kayu menjadi bahan baku industri dan pakan ternak. Ubi Kayu atau singkong   mengandung air sekitar 60%, pati 25-35%, serta protein, mineral, serat, kalsium, dan fosfat. Ubi kayu merupakan sumber energi yang lebih tinggi dibanding padi, jagung, ubi jalar, dan sorgum. " hmm ternyata ubi kayu sangat bergizi, jadi jangan dikesampingkan apalagi jika kita menganggapnya sebagai makanan orang miskin."  


Singkong / ubi kayu ini pun dapat diolah menjadi Bioetanol atau sejenis bahan bakar penganti premium / bahan bakar yang dicampur dengan premium. Hal ini dapat terjadi karena singkong banyak mengandung sari Pati yaitu senyawa karbohidrat kompleks. Pati inilah yang akan difermentsi untuk menghasilkan bioetanol. Sebelum difermentasi, pati diubah menjadi glukosa, karbohidrat yang lebih sederhana. Untuk mengurai pati, perlu bantuan cendawan Aspergillus sp. Cendawan itu menghasilkan enzim alfamilase dan glukoamilase yang berperan mengurai pati menjadi glukosa alias gula sederhana. Setelah  menjadi gula, baru difermentasi menjadi etanol.  
Referensi : http://isnanimurti.wordpress.com/2008/06/17/ubi-kayu-mannihot-esculenta-sebagai-bahan-alternatif-pengganti-bensin-bioetanol-yang-ramah-lingkungan/


Dengan manfaat yang begitu besar, selain umbinya singkong juga dapat dimakan daunnya sebagai sayuran yang sangat bergizi. Apalagi disumba yang terkenal dengan sayur "daun ubi tumbuk", tentunya tanaman ini haruslah dibudidayakan dengan baik sebagai bahan makanan alternatif dan mugkin dapat diolah menjadi bahan bakar alternatif.

3. Ubi Manusia


Ubi Manusia, Ubi Kambili / Gambili  ( Pameran Pembangunan 2011 Kab. Sumba Barat  )
Ubi Manusia ??? nama ubi yang cukup aneh / unik  buat saya, tapi itulah sebutan untuk ubi ini oleh masyarakat sumba. Ubi Manusia, sesuai dengan sebutannya, maka ubi manusia ini memang memiliki ukuran dan bentuk serupa manusia. Walaupun ada juga yang hanya berbentuk tangan atau kaki manusia, gurita, atau akar pohon. "Tetapi bukan berbentuk manusia seperti gambar di samping ini tetapi benar- benar alami berbentuk agak mirip manusia". Sebutan Ubi manusia ini sudah lama digunakan masyarakat sumba, dan tidak diketahui pasti siapa yang memberikan julukan manusia kepada ubi ini. Jika berbentuk manusia, ubi ini mempunyai bobot 50-80 kilogram dan bisa dimakan satu keluarga selama sepekan. Adapun yang berukuran kecil memiliki berat 5-6 kilogram.
Jenis Ubi Manusia asal Cina
Tanaman Ubi Manusia ini, kebanyakan  tumbuh liar di kebun masyarakat Sumba atau biasanya hanya ditanam di pinggir kebun petani. Budi daya ubi jenis ini sebenarnya tidak terlalu sulit, cukup meletakkan umbi di tanah kemudian ditutup sehingga membentuk gundukan kecil atau dengan cara lainnya seperti yang biasa dilakukan petani, yakni menggali lubang besar. Ubi baru dipanen setelah berusia 2-3 tahun. Meski tertimbun terlalu lama di dalam tanah, ubi manusia ini tidak rusak. Bahkan jika tidak segera dipanen, ukurannya akan terus membesar. 
Referensi : http://mirror.unpad.ac.id/koran/mediaindonesia/2010-08-13/mediaindonesia_2010-08-13_007.pdf






4. Kacang Rote
Kacang Rote ( Pameran Pembangunan 2011 Kab. Sumba Barat  )
Kacang Rote adalah salah satu jenis bahan makanan alternatif yang masih jaran dikethui masyarakat. informasi yang saya milikipun sangat terbatas, bahkan dengan tekah berusaha browsing pun tidakmenemukan informasi yang cukup untuk mejelaskan kacang ini. Kacang Rote ini dipamerkan sebagai bahan makanan pengganti nasi.


5. Semangka wanokaka
Selanjutnya bukan makanan alternatif lagi yang akan saya ceritakan, tetapi buah semangka. Buah ini telah berhasil dibudidayakan di Kecamatan Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat. Tanaman yang biasanya hanya bisa ditemukan diluar pulau Sumba ini dipamerkan pula pada pameran Pembangunan 2011 sebagai salah satu keberhasilan dalam bidan pertanian. Masalah buah - buahan dipulau sumba memang sangat jarang kalau pun ada itu bukanlah hasil dari perkebunan di sumba melainkan hasil inport dari Pulau lain seperti sumbawa atau flores. Tetapi khusus semangka kini telah mampu dikembangkan dengan baik dan saya harap dapat di exsport ke pulau luar sumba. Buah Semangka ini besar - besar dan dengan rasa manis dan segar alami. 
Semangka Wanokaka  ( Pameran Pembangunan 2011 Kab. Sumba Barat  )




1 comment: